Ticker

6/recent/ticker-posts

Hindari Tim KPK, PPK SMA Riau Ardison Ngaku DL tapi Terpantau Ada di Sekitar Disdik


Hukum Kriminal My.Id| PEKANBARU
— Penggeledahan yang dilakukan Tim Penyidik Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) di Kantor Dinas Pendidikan Provinsi Riau pada Kamis (13/11/2025) memunculkan berbagai kejanggalan. Salah satunya adalah perilaku Pejabat Pembuat Komitmen (PPK) SMA Riau, Ardison, yang diduga berusaha menghindar dari pemeriksaan.


Saat Tim KPK berada di lingkungan Disdik Riau, Ardison disebut memberikan keterangan kepada pihak tertentu bahwa dirinya sedang dinas luar (DL). Namun fakta di lapangan menunjukkan hal berbeda. Sekitar satu jam setelah Tim KPK meninggalkan lokasi, Ardison terlihat datang ke kantor Disdik Riau hanya untuk mengambil mobil pribadinya yang terparkir di halaman kantor.


Beberapa awak media yang masih bertahan di lokasi mencoba menghampiri Ardison. Namun, bukannya memberi penjelasan, Ardison justru buru-buru masuk ke mobil dan langsung meninggalkan halaman Disdik Riau.


Para jurnalis yang sudah memahami gelagat Ardison kemudian memilih tetap bertahan menunggu.


“Kita tunggu saja dia. KPK boleh dia akali, tapi kita tak bisa dia kelabui,” ujar salah seorang awak media.


Benar saja, sekitar 30 menit setelah pergi, Ardison kembali lagi ke kantor Disdik usai salat magrib. Ia langsung menuju ruang bagian keuangan yang berada di lantai bawah Disdik Riau.


 Setelah menunggu hampir tiga jam, para wartawan akhirnya dapat kembali menjumpainya ketika Ardison keluar dari ruangan tersebut.


Ketika ditanya alasan menghilang saat KPK datang, Ardison menjawab santai sambil tertawa kecil.


“Ya lebih baik menghindar dulu dari pemeriksaan. Tim KPK datangnya mendadak, kita belum siap dengan pertanyaan dan dokumen. Saya juga sudah dapat info dari awal kalau KPK akan datang ke Disdik,” ujar Ardison.


Di lokasi yang sama, Sekjen SPI, Sabam Tanjung, memberi apresiasi terhadap langkah KPK yang melakukan penggeledahan di Disdik Riau. Ia menilai tindakan Ardison yang berusaha menghindar justru menunjukkan sifat tidak bertanggung jawab.


“Apa yang dilakukan Ardison itu tindakan tidak terpuji. Dia sudah diberi amanah, tapi tidak berani mempertanggungjawabkannya,” tegas Sabam.


Sabam juga menyebut bahwa Ardison sudah menangani berbagai proyek di Disdik Riau sejak tahun 2014, baik sebagai PPK bidang SMA maupun proyek lainnya. Pada tahun 2025 ini saja, menurut Sabam, terdapat kurang lebih 100 paket pekerjaan di SMA yang menelan anggaran kurang lebih 200 miliar rupiah.


Ia juga menyinggung soal pengangkatan Kadisdik Riau Erisman Yahya dan Sekretaris Disdik Arden Semeru yang dinilai publik kontroversial.


“Erisman bukan dari dunia pendidikan, katanya karena alumni satu pesantren dengan Gubernur Abdul Wahid. Sementara Arden ada kedekatan sekampung dengan Kadisdik. Padahal publik tahu Arden saat jadi Kabid diduga jarang masuk kantor ,” kata Sabam.


Di tengah kondisi ini, Disdik Riau tampak mulai memperketat keamanan internal. Kamera CCTV terpasang hampir di seluruh sudut kantor, ditambah pembangunan portal elektronik yang membuat akses masuk lebih terbatas.


Setiap pegawai dan tamu kini diwajibkan menggunakan kartu khusus untuk memasuki area kantor.


Menurut Sabam, langkah-langkah tersebut menunjukkan betapa kuat rasa ketakutan di internal Disdik Riau pasca serangkaian tindakan KPK.


Ia berharap Plt Gubernur Riau segera melakukan evaluasi menyeluruh terhadap pejabat Disdik.


“Ini bentuk ketakutan luar biasa. Publik menuntut reformasi, dan Plt Gubernur harus segera bertindak,"tutup Sabam.