Hukum Kriminal My.Id| Bandar Lampung (15/12) – Di balik tembok tinggi Lapas Kelas I Bandar Lampung, upaya pelestarian budaya lokal terus berdenyut. Kesibukan terlihat di area bengkel kerja, di mana para Warga Binaan dengan telaten menggerakkan alat tenun untuk menghasilkan kain Tapis Lampung.
Keahlian menenun ini tidak didapat secara instan. Para pengrajin di balik jeruji ini merupakan alumni pelatihan intensif dari Akademi Passai, sebuah program pembinaan kemandirian yang fokus mencetak tenaga terampil. Kini, kain Tapis hasil karya mereka telah menjadi salah satu Produk Unggulan Lapas yang bernilai seni tinggi.
Kepala Bidang Kegiatan Kerja (Kabid Giatja), Medi Oktafiansyah, menjelaskan bahwa kegiatan ini memiliki misi ganda. Selain memberikan skill kemandirian, ini adalah wujud nyata kontribusi Lapas bagi identitas daerah.
"Ini adalah cara Lapas Kelas I Bandar Lampung untuk mendukung dan melestarikan budaya lokal. Kami ingin memastikan bahwa keindahan wastra nusantara, khususnya Tapis, tetap lestari dan bahkan bisa dihasilkan dari tangan-tangan kreatif warga binaan kami," ujar Medi Oktafiansyah.
Melalui helai demi helai benang emas yang ditenun, Warga Binaan tidak hanya menata masa depan mereka, tetapi juga ikut merawat warisan leluhur Lampung agar tak lekang oleh zaman.
@pemasyarakatanlampung @ikerahmawatiofficial
#lapaskelas1bandarlampung #pemasyarakatanpastibermanfaatuntukmasyarakat #Kemenimipas #TapisLampung #MediOktafiansyah #AkademiPassai #BudayaLokal #WastraNusantara #ProdukUnggulan #BandarLampung
